Awal produksi kamera ini tahun 2008, dan muncul sebagai DSLR pertama yang memiliki kemampuan rekam video (meskipun tidak canggih disisi ini, tetapi tetap memulai trend baru dalam DSLR). Mengenai kehandalannya silahkan simak dari berbagai review dalam link ini.
Saya mulai menggunakan kamera ini saat harganya mulai turun menjadi sekitar 9 juta pada akhir tahun 2009, sebelumnya dikisaran 11 juta rupiah body only (bandingkan dengan Nikon D300 yang masih sekitar 15 jutaan saat itu dan Nikon D700 masih diatas 20 jutaan). Saat ini untuk barunya sekitar 8 jutaan, naik dari level 6.5 jutaan saat dollar belum melonjak. Kenapa ceritanya panjang lebar, ini sekedar menggambarkan bahwa meskipun sudah beredar sejak 6 tahun lalu namun kamera ini masih tetap laris di pasar baik baru maupun bekas.
Nah beberapa hal berikut ini yang membuat saya menggunakan kamera Nikon D90 dan tetap menggunakan sampai periode waktu yang lama meskipun keluar banyak seri kamera lain.
# Bisa gunakan lensa AF-D
Ya, ini seri amatiran pertama DSLR Nikon yang bisa gunakan lensa-lensa auto fokus lama, yakni seri AF-D, yang relatif murah dibanding AF-S. Performa lensa-lensa ini juga bantak yang sudah teruji bertahun-tahun, juga banyak di pasar lensa bekas juga. Selain itu juga metering masih jalan untuk seri lensa yang lebih tua lagi, yaitu seri AI dan AIs. Saya bahkan bisa menggunakan lensa auto fokus Tamron 28-300 yang dibeli sejak jaman menggunakan SLR Nikon seri F.
Saat dibeli fitur ini hanya ada pada kamera profesional, sekelas Nikon D300, D700 ke atas. Eh iya ini juga masih tetap sampai sekarang lho, hanya kamera profesional dan semi-profesional saja yang bisa. Untuk seri pemula Nikon D3x00 dan D5x00 wajib pakai lensa AF-S karena tidak ada motor penggerak lensa di body.
# Teknologi masih relevan
Meskipun dari sisi Megapixel relatif rendah dibanding DSLR ataupun mirrorless saat ini, namun berbagai kemampuan fotografi yang ada masih tetap relevan untuk saat ini. Sensor dan autofokus tidak menghalangi proses kreatifitas sehari-hari.
Juga dengan adanya live view, sudah sangat membantu meski akibatnya boros baterai. Ini fitur penentu juga saat akan membeli waktu itu. [Saat ini sih live view sudah fitur wajib pada kamera, apalagi pada mirrorless yang Viewfinder malahan optional.]
Bapak yang pede tapi ramah (D90+17-50/2.8 @iso200, f2.8, 1/250)
# Fisik tahan banting
Body kamera sebagian menggunakan magnesium alloy, menjadikan Nikon D90 berbody semi-pro. Kalau pro konon full body menggunakan magnesium alloy. Memang tidak di klaim weather sealed seperti body pro. Tapi pengalaman pribadi kalau cuma hujan kecil tidak masalah. Ke pantai, hutan dan jalan-jalan naik motor aman saja.
Juga seorang travel journalist tulen bahkan membawa Nikon D90 bertualang keliling Afganistan yang penuh debu sampai ke puncak es segala, tidak menemui masalah tuh.
segelas air es siap diminum … segarnya
# Harga relatif murah
Nah untuk level pemula yang tidak mementingkan video terlalu bagus, masih konsentrasi penuh pada memotret, dari sisi harga rasanya Nikon D90 adalah DSLR yang sangat memadai. Memang dibanding seri yang lebih baru seperti Nikon D7000/7100 kalah fitur, tetapi harganya juga berbeda lumayan.
Kalau mau lebih murah bisa cari yang bekas tapi masih baik. Dipasangkan dengan lensa AF-D 50mm/1.8 sangat ideal.
Kamera ini sangat saya anjurkan untuk pemula yang mau menggunakan DSLR Nikon. Tentu saja bisa untuk penggunaan profesional dalam liputan-liputan.
Search Nikon D90 di blog ini …
Foto pohon di halaman Istana Bogor saat Bogor Photo Walk. (D90 + 17-50mm/2.8+variND filter VC @iso200,f11,1/10)
Lihat juga:
-6.242938
106.821159